Detail Kegiatan Program Mitra Pembangunan

Indonesia tengah menguji kapasitasnya untuk menanggapi ancaman tersebut melalui simulasi seperti ini, yang mempertemukan perwakilan dari lembaga pemerintah dan sektor swasta. Sejauh ini, tiga simulasi telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, yang diselenggarakan bersama oleh UNODC dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Indonesia, dengan dukungan dari Kepolisian Nasional Indonesia — Brigade Mobil (Brimob-Polri). Sejak 2011, setidaknya delapan insiden terorisme kimia telah terjadi di Indonesia. Sementara itu, kelompok teroris yang beroperasi secara internasional, termasuk Al-Qaeda dan Da'esh (juga dikenal sebagai ISIL) — telah menggunakan senjata kimia di Irak dan Suriah. Pada tahun 1995, senyawa kimia beracun sarin digunakan di kereta bawah tanah Tokyo di Jepang oleh anggota gerakan Aum Shinrikyo, yang menewaskan 15 orang seketika dan melukai lebih dari seribu orang lainnya. Bahan kimia yang sama yang digunakan dalam industri yang sah, seperti pertambangan, pertanian, atau farmasi, juga dapat digunakan oleh teroris. Klorin, misalnya, yang umum digunakan dalam fasilitas pengolahan air, juga dapat menghasilkan senjata kimia. Ancaman yang kompleks ini memerlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta di tingkat nasional, regional, dan internasional.